Nurdin Tergoda Potensi Beras di Anambas

Pandawa FM, ( Anambas ) - Gubernur H Nurdin Basirun ingin mendorong Kabupaten Kepulauan Anambas bisa menjadi salah satu lumbung padi di Kepri. Selain membantu ketersediaan sembako, ketahanan pangan di daerah perbatasan menjadi kuat. Apalagi kondisi cuaca dan musim berpengaruh pada pasokan sembako ke Anambas.
“Ada program pembangunan pencetakan sejuta hektare sawah seluruh Indonesia. Kita akan kejar itu agar swasembada beras di sini semakin cekat terwujud,” kata Gubernur saat berkunjung kawasan pertanian di Desa Bukit Padi, Jemaja Timur, Kabupaten Kepulauan Anambas, Sabtu (17/3).
Dalam kunjungan dua hari ke Anambas, Gubernur berkeliling di Pulau Jemaja, Palmatak dan Tarempa. Di sela-sela membuka MTQ Kabupaten Anambas, sepanjang Jumat dan Sabtu, banyak titik yang dikunjungi Gubernur sambil menjemput aspirasi dan berdiskusi dengan masyarakat, baik petani, nelayan, pedagang dan sektor informal lainnya.
Beberapa di antaranya dieksekusi langsung di lapangan penyelesaiannya dan beberapa di antaranya dibahas bersama dalam rapat setiap Senin di Kantor Gubernur Dompak untuk diambil jalan terbaik.
Seperti di Bukit Padi, Gubernur tampak menikmati hamparan padi yang tumbuh subur dan siap panen pada April ini. Gubernur paham dengan permasalahan yang dihadapi petani seperti pupuk bersubsidi dan bibit.
Kadang, kata Gubernur, kebijakan pusat tidak memperhatikan perkembangan di daerah kepulauan. Meski begitu, hal tersebut bukan untuk dikeluhkan, tapi bersama-sama mencari solusi terbaik agar para petani bisa mendapat keuntungan terbaik dari produksi pertaniannya.
Di Bukit Padi, Gubernur bertanya tentang hama yang selalu menyerang menjelang panen.
“Biasanya burung pipit suka padi seperti ini. Bagaimana di sini?” tanya Gubernur.
“Alhamdulillah di sini burung pipit sedikit Pak. Tidak seperti di Jawa yang banyak,” jawab seorang petani. Petani itu juga menjelaskan setelah menanam padi, menjelang panen biasanya mereka menanam beberapa jenis sayur-sayuran, cabe dan semangka.
Gubernur langsung memerintahkan Dinas Pertanian untuk secepatnya membuka Kios Tani. Paling tidak keberadaannya mampu meringankan beban petani di Anambas. Karena, perjalanan pupuk, contoh Gubernur sangat panjang dan berpengaruh pada harga. Kadang dari Palembang, atau Jakarta ke Tanjungpinang baru ke Anambas.
“Waktu yang lama dan perjalanan yang panjang akan berpengaruh pada harga,” kata Gubernur.
Gubernur ingin dinas terkait untuk bergerak cepat membantu meringankan pekerjaan masyarakat. Berbagai hal yang bisa dibantu melalui dinasnya harus direspon dengan cepat.
"Pemprov juga akan membantu petani padi alat-alat dan bibit," kata Gubernur.
Soal sembako, Gubernur sempat melakukan inspeksi ke tiga toko di Tarempa. Rencana, perjalanan dari Pulau Jemaja, rombongan Gubernur langsung ke Palmatak. Namun, sebelum ke Palmatak, karena dirinya mengemudikan speed boad Pemkab Anambas, Gubernur langsung mengarahkan perjalanan ke Tarempa.
Sebelum ke toko-toko di Tarempa, Gubernur sempat memborong ikan untuk dibagikan ke masyarakat. Setelah itu baru Gubernur ke toko-toko dan bertanya ketersediaan sembako dan harga jual di masyarakat.
“Jangan tinggi-tinggi. Biar masyarakat bisa belanja banyak,” kata Gubernur.
Para pemilik toko rata-rata menjawab bahwa harga jual mereka tergantung pasokan. Jika pasokan lancar biasanya harga cenderung stabil bahkan kadang turun.
“Telor sekarang harganya mulai turun,” kata seorang pedagang. Mereka berharap, pasokan sembako dan kebutuhan lainnya saat Ramadhan dan Idul Fitri nanti tidak mengalami kekurangan.
Gubernur kembali menegaskan agar OPD terkait di Pemprov Kepri untuk bisa mengantisipasi lebih awal ketersediaan sembako di seluruh wilayah Kepri pada Ramadhan dan Hari Raya yang jatuh pada bulan Mei dan Juni tahun ini.
Gubernur juga melihat kondisi pelabuhan di Pulau Jemaja. Karena arus orang dan barang melalui pelabuhan tersebut.
Di kawasan pelabuhan juga Gubernur bertemu dengan nelayan yang sedang memuat es batu ke kapal. Tampak nelayan mengangkut es dengan jarak yang begitu jauh. Gubernur langsung menyarankan agar dibuatkan semacam papan seluncur dan diberi bibir di pinggirnya untuk mengalirkan es dari ujung pelabuhan ke kapal nelayan.
“Nangkap di mana?” tanya Gubernur pada nelayan.
Juli dan Martius, dua nelayan yang sedang mempersiapkan keberangkatan melaut, mengatakan mereka melakukan tujuh jam pelayaran dari titik awal di pelabuhan. Setelah itu selama lima hari melakukan penangkapan ikan.
“Berapa banyak dibawa pulang? Ikan apa saja?” tanya Gubernur.
“Sekitar 400 kilogram, Pak. Berbagai macam ikan,” jawab Juli.
“Sering jumpa nelayan asing?” tanya Gubernur.
“Sekarang sudah jarang Pak,” kata Mereka.
Gubernur tampak memperhatikan perlengkapan nelayan tersebut melaut. Dalam berbagai kesempatan, Gubernur selalu menekankan agar bantuan untuk nelayan harus sesuai dengan kebutuhan nelayan tersebut. Bukan sekadar membantu.
Bantuan-bantuan tersebut kemudian dievaluasi dan terus dimonitor pemanfaatannya apakah meningkatkan kesejahteraan atau tidak. Sehingga makin ke depan bantuan yang diberikan semakin sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Sumber: Pemprov Kepri
- Hits: 851