Tanjungpinang, Kepulauan Riau
Mon - Sun: 6:00 - 23:00

Menko Yusril Resmikan FSIGB 2025: Kepulauan Riau Jadi Penggerak Sastra Melayu Indonesia

Menko Yusril Ihza Mahendra berfoto bersama Gubernur Kepri Ansar Ahmad, Ketua Panitia FSIGB 2025 dan kepala daerah di Kepri. (Harun/DISKOMINFO KEPRI)

Tanjungpinang, (29/10/2025) — Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Republik Indonesia, Dato' Seri Indera Nara Wangsa Yusril Ihza Mahendra, menegaskan bahwa Kepulauan Riau (Kepri) merupakan motor perkembangan kesusastraan Melayu dan Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Menko Yusril saat membuka Festival Sastra Internasional Gunung Bintan (FSIGB) 2025, di pelataran Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri, Selasa malam (28/10/2025).

“Kepulauan Riau memiliki akar kuat peradaban Melayu. Karena itu, Festival Sastra Internasional ini adalah langkah tepat dan strategis. Festival ini selayaknya dilaksanakan secara berkelanjutan setiap tahun,” ujar Yusril dalam sambutannya.

Menurutnya, festival sastra bukan sekadar ajang pembacaan puisi atau peluncuran buku, tetapi sebuah “laboratorium kemanusiaan” yang memupuk nilai-nilai luhur.

“Di sini kita merefleksikan kembali peran fundamental sastra dalam membangun peradaban yang adil dan manusiawi. Di panggung sastra ini, kita menemukan benang merah persaudaraan lintas bangsa,” ungkapnya.

Yusril menambahkan, penyelenggaraan festival seperti ini juga berdampak positif pada sektor pariwisata.

“Dampaknya jelas — pariwisata di Kepulauan Riau akan berkembang, dan Indonesia akan semakin dikenal di mata dunia,” tuturnya.

Monumen Bahasa dan Museum Budaya untuk Menguatkan Identitas Melayu

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, menyampaikan komitmen pemerintah daerah dalam menggali dan menghidupkan kembali kekayaan budaya lokal, termasuk warisan budaya takbenda.

Pemerintah Provinsi Kepri saat ini tengah menyiapkan pembangunan monumen bahasa dan museum budaya sebagai langkah strategis memperkuat identitas Melayu Kepri.

“Insya Allah, melalui monumen bahasa dan museum ini, Kepri akan menjadi magnet bagi masyarakat dari berbagai provinsi bahkan mancanegara untuk mengenal Kepri lebih dekat,” ujar Ansar.

Gubernur Ansar juga menyoroti Kabupaten Lingga sebagai Bunda Tanah Melayu yang akan mendapat perhatian khusus dalam pengembangan museum dan objek wisata sejarah.

FSIGB 2025: Merawat Tradisi, Menyatukan Penyair Dunia Melayu

Pembukaan FSIGB 2025 berlangsung meriah dan sarat nuansa Melayu, ditandai dengan penampilan musik gambus oleh seniman Rojer Kajol, diiringi kelompok musik Dermaga Musica dari Kota Tanjungpinang.

Festival yang berlangsung hingga 31 Oktober ini mengusung tema “Memelihara Persaudaraan Para Penyair”, sebagai ajakan untuk memperkokoh silaturahmi lintas bangsa melalui karya sastra.

Festival ini merupakan gagasan Dato’ Sri Lela Budaya Rida K. Liamsi, tokoh sastra Melayu asal Kepri, yang sejak delapan tahun terakhir telah berhasil menghadirkan sastrawan dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, dan Thailand Selatan.

“Dulu, dari pulau kecil di depan kita ini, Pulau Penyengat, puluhan karya besar lahir pada abad ke-18. Dari sanalah semangat ini kita lanjutkan,” ujar Rida dalam sambutannya.

Tradisi khas FSIGB antara lain adalah penerbitan antologi puisi bersama, seminar sastra, dan ziarah budaya ke situs bersejarah di Kepri. Hingga tahun 2025, panitia telah menerbitkan 25 buku antologi ‘Jazirah Buku’ sebagai dokumentasi perjalanan sastra Melayu modern.

Kepri, Mercusuar Literasi Dunia Melayu

Acara pembukaan turut dihadiri oleh Penulis Nasional Yusron Ihza Mahendra, Ketua TP-PKK Kepri Hj. Dewi Kumalasari Ansar, Ketua LAM Kepri Raja Al Hafiz, unsur Forkopimda Kepri, serta para Bupati dan Wali Kota se-Kepri. Dengan semangat “Memelihara Persaudaraan Para Penyair”, FSIGB 2025 bukan hanya menjadi perayaan sastra, melainkan juga penegasan jati diri Kepulauan Riau sebagai poros kebudayaan Melayu dan mercusuar literasi dunia.

Bersumber : Pemerintah Kota Tanjungpinang

  • Hits: 16